Thursday, May 7, 2009

Indonesia Masuk 10 Besar Sasaran Phising




Jakarta - Aktivitas phising (penipuan online untuk mencuri data user) semakin menggila. Di antara negara-negara yang menjadi sasaran empuk para phiser, Indonesia masuk 10 besar di antaranya.

Hal ini terungkap dari laporan bertajuk Symantec Internet Security Threat Report Volume XIV yang dipaparkan Symantec di Grand Hyatt, Rabu (6/5/2009).

Pada tahun 2008, Symantec mendeteksi 55.389 situs web menjadi hosting untuk phising, naik 66 persen dari 2007, ketika itu Symantec mendeteksi 33.428 situs web menjadi hosting untuk phising. Layanan keuangan memberikan kontribusi 76 persen bagi upaya phising pada 2008, dibanding 52 persen di 2007.

"Indonesia tahun ini masih masuk dalam 10 negara sasaran phising. Pada tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat 10 dan tahun 2008 berada di peringkat ke-8," ujar Ronnie Ng selaku Manager, Systems Engineering, Symantec Indonesia & Singapore

Tentunya ini menjadi alarm bagi kita untuk waspada terhadap segala upaya penipuan lewat dunia maya. "Jangan pernah berikan ID atau password account bank Anda lewat email jika ada yang meminta lewat bentuk apapun. Itu adalah salah satu bentuk serangan online," ungkap Albert Lay selaku Technical Consultant Symantec.

Laporan tersebut juga mengungkapkan tentang volume spam yang terus bertumbuh. Selama tahun lalu Symantec mengamati kenaikan sebesar 192 persen. Dari jumlah spam yang terdeteksi di internet secara keseluruhan, terjadi kenaikan jumlah spam, dari 119,6 miliar pesan pada 2007 menjadi 349,6 miliar pesan 2008.

Pada tahun 2008, jaringan botnet bertanggung jawab terhadap penyebaran hampir 90 persen email spam.

Berikut daftar 10 besar negara sasaran phising:

1. China (35 persen) sektor yang diserang ISP
2. Korea Selatan (29 persen) sektor yang diserang finansial
3. Taiwan (10 persen) sektor yang diserang finansial
4. Jepang (9 persen) sektor yang diserang finansial
5. Australia (5 persen) sektor yang diserang finansial
6. Thailand (4 persen) sektor yang diserang finansial
7. India (2 persen) sektor yang diserang finansial
8. Indonesia (2 persen) sektor yang diserang finansial
9. Malaysia (1 persen) sektor yang diserang finansial
10. Singapura (1 persen) sektor yang diserang finansial


No comments: