Monday, November 10, 2008

PERMOHONAN MAAF




Atas nama ADMINISTRATOR BLOGGER SMK PGRI 31 JAKARTA... atas postingan bulan Nopember 2007 yang lalu dimana menyebutkan salah satu instansi resmi pendidikan dan instansi pendidikan swasta yang telah menyinggung dan membuat marah ..maka saya MINTA MAAF ....sebesar-besarnya ...dan siap menerima konsekuensi dari yang bersangkutan.
Dan berjanji....tidak akan mengulang kembali..... ZIZA WILDAN,S.Pd


Friday, November 7, 2008

Kukenang Kembali Akreditasi Qu




Alhamdulillah,hari ini tanggal 7 November tepat pukul 16.30 akreditasi tahun 2008 selesai sudah.Berbagai ilmu didapat langsung dari para asesor.Begitu nikmatnya seluruh crew akreditasi menerima masukan-masukan yang memuaskan baik kekurangan ataupun kelebihan.

Thursday, November 6, 2008

Album LKS 2008










aLBUM aKREDITASI 2008















Akreditasi Berjalan




Hari ini,Tanggal 06 November 2008 ,SMK PGRI 31 Jakarta sedang menjalani Akreditasi yang mana ditujukan sebagai penilaian terhadap institusi/lembaga pendidikan .

Tepat pada pukul 08.30 acara pembukaan akreditasi dibuka oleh Ibu Dra. Mulyanti,M.MPd selaku kepala sekolah dengan dihadiri oleh Ibu Hadijah,S.Pd selaku Wakil Kurikulum,Ibu Erningsih,S.Pd selaku Ka.Prog Akuntansi,Ibu Sri Puji Rahayu,S.Pd selaku Ka. Prog Administrasi Perkantoran ,serta Ibu Tri Windarti,S.Pd selaku Ka.Prog Penjualan.Serta turut juga dihadiri oleh Bapak H. Item Ali selaku Pembina SMK Pgri 31 Jakarta,serta Ibu Sri Wahyu Astuti selaku Wakil Humas/DuDi.

Yang mana pada akreditasi ini dipimpin oleh Bapak Drs. H. Fachren Effendy,CEd sebagai Ketua Asesor yang mana beliau adalah doseb UIN Syarif Hidayatulloh,Ibu Dra. Etty Swastiati selaku asesor ke-dua yang mana beliau juga sebagai pengawas SMK Jakarta Selatan.

BRAVO...SMK PGRI 31 JAKARTA..... JAYA...

Wednesday, November 5, 2008

Inspiring Story


Suatu petang seorang tua bersama anak mudannya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang - bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba - tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.

Si ayah lalu menundingkan jarinya ke arah gagak sambil bertanya, " Nak, apakah benda itu?"

" Burung gagak."Jawab si anak. Si ayah lalu mengangguk angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama.

Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit kuat," Itu burung gagak, Ayah".

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertannya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa bingung dengan pertanyaan yang sama di ulang - ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, " BURUNG GAGAK "!!!!.

Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, " ITU GAGAK, AYAH."

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanya hal yang sama.

Dan kali ini si anak benar - benar hilang sabar dan menjadi marah. "Ayah saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5 kali ayah bertanya hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apalagi yang ayah mau saya katakan??? Itu burung gagak, Burung gagak ayaaah !!!, Kata si anak dengan nada begitu marah.

Si ayah lalu bangun dan menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tanggannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknnya yang masih geram dan bertanya - tanya.

Diperlihatkannya sebuah diary lama," Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary ini." pinta si ayah

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut." Hari ini aku dihalaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba - tiba seekor gagak hinggap di pohon. anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, " Ayah, apa itu". Dan aku menjawab, " Burung gagak". walau bagaimanapun, anakku terus bertanya soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. sehigga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayangku aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunnya, aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali dan kau telah kehilangan kesabaran serta marah"

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yang telah ia perbuat.


by: Akhwat_angkasa