Thursday, May 22, 2008

Mau Kemana Setelah LULUS ???



"Makna sebuah kelulusan tak hanya sekedar nilai dari UN belaka.mungkin ini tepat bagi siswa yang cermat menyikapi.Dengan lulusnya bukan berarti dia telah lepas dari satu beban belaka akan tetapi ini merupakan awal babak baru bagi siswa untuk merengkul masa depannya."

Kebijakan tentang kelulusan saat ini untk SMK udah semakin baik, ketimbangtahun lalu, artinya kriteria lulus bagi siswa SMK yang mengikutkan nilai Ujiankompetensi jadi bahan pertimbangan merupakan upaya agar anak-anak kitaterselamatkan. Hal yang patut kita syukuri. Adalah suatu bagian dari prosesmenuju kebaikan. Masukan dari teman-teman seputar kelulusan SMK juga sangatbaik guna bahan pemikiran di masa mendatang.

Tahun lalu banyak anak-anak kita gagal karena kriteria lulus hanya mempersyaratkan nilai 3 mata diklat dan uji kompetensi tidak dilibatkan. Kalaupun sekarang masih ada yang belum sempurna dengan, sekali lagi ini adalahproses. Semoga ke depan harapan kita tentang kriteria kelulusan ini semakin baik.

Jakarta–Pemerintah tidak menolerir siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tidak memiliki kompetensi keahlian di bidangnya. Kualitas lulusan SMK dititikberatkan pada kompetensi keahlian minimal, bukan nilai tiga mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional (UN).
Karena itu, prasyarat kelulusan siswa SMK ditetapkan minimal nilai tujuh untuk uji kompetensi keahlian. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Departemen Pendidikan Nasional Joko Sutrisno mengatakannya di Jakarta, Selasa (16/1).

“Untuk tahap pertama ini, ujian nasional kompetensi keahlian tidak akan diberikan kepada setiap siswa. Namun bentuk soalnya diberikan secara kelompok untuk mengerjakan satu ‘proyek’, seperti merakit peralatan elektronik yang relatif dapat dikerjakan siswa. Meski begitu, siswa akan mendapat nilai pribadi sesuai dengan tugas dalam kelompok,” ujarnya.Menurutnya, selama ini banyak SMK yang mengejar target agar siswanya lulus murni dari tiga mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Kualitas lulusan SMK itu padahal bukan “jago” di tiga mata pelajaran tersebut. Hal Ini yang seringkali dilupakan para kepala SMK.

Untuk soal-soalnya, lanjut Joko, Depdiknas akan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pusat dan tengah digagas bekerja sama juga dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans). Sertifikat kompetensi keahlian pun akan dikeluarkan oleh asosiasi dibawah Kadin, yang disahkan Kadin dan pemerintah.Pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke seluruh wilayah Indonesia agar sekolah-sekolah dan siswanya benar-benar siap menghadapi ujian nasional, khususnya ujian kompetensi keahlian yang menjadi prasyarat kelulusan. “Kalau siswa tidak lulus uji kompetensi keahlian, siswa tersebut gagal, harus mengulang tahun depan. Komponen nilai kelulusan, terdiri atas nilai tiga mata pelajaran yang diujikan ditambah nilai uji kompetensi kemudian dibagi empat,” imbuh Joko.

Menanggapi kesiapan SMK-SMK swasta yang tidak memiliki peralatan memadai untuk melakukan ujian kompetensi keahlian, Joko mengatakan pihaknya sudah merekomendasikan SMK-SMK tersebut untuk mempergunakan peralatan di BLPT (Balai Latihan dan Praktik Teknik) yang ada di daerahnya. Perspektif penyelenggaraan SMK uji kompetensi keahlian ini memiliki dua sisi kepentingan sebagai pengukur ketercapaian kompetensi tamatan, dan sekaligus sebagai pemenuhan atas amanat Pasal 61 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(stevani elisabeth)

Renungkanlah ini ...

Lulus adalah satu perubahan bagiku.. satu bekal bagiku.. satu perpindahan dari jenjang yang satu ke jenjang yang lain.. Lulus adalah saat dimana aku sudah mulai berdiri sendiri, merencanakan masa depanku, menapaki hidup yang baru, terjun langsung ke dunia nyata dengan semua hak dan kewajiban, dengan semua resiko dan konsekuensi dari tindakan yang aku ambil.. Lulus adalah penetapan bahwa saat ini, "salah" adalah kata yang harus dihindari, "tanggung jawab" adalah kata yang mutlak harus dimiliki, dan "berusaha" adalah kata yang seharusnya terjadi. Lulus adalah status yang merubah kondisiku, tidak lagi menjadi anak emas yang masih bisa salah dan seenaknya, tapi sudah menjadi bagian dari masyarakat dunia yang HARUS memberikan kontribusi, dalam bentuk apapun.

Lulus terdengar menjadi mengerikan.. Hmmm.. tidak juga, karena aku tidak lulus sendiri, karena aku tidak hidup sendiri, karena aku tidak menghadapi dunia nyata sendiri, karena proses belajar itu tidak akan pernah berhenti hanya dengan kata "lulus", dan karena aku masih memiliki orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku yang mendampingiku di awal kehidupanku.. Lulus bukanlah hanya sebuah akhir dari satu masa, tapi juga awal dari masa yang lain. Aku pasti bisa, kami pasti bisa, karena kita telah terbiasa "lulus" dari suatu hal dan memulai hal yang lain.

Makna Kelulusan .

Kalau melihat siaran di beberapa TV, ada beragam cara yang dilakukan siswa siswi untuk mengekspresikan kelulusan mereka. Ada yang mencorat-coret seragam mereka, ada yang konvoi dengan motor, dan lain-lain. Ada juga yang mengekspresikan kelulusannya dengan menyumbangkan seragam mereka untuk anak-anak yatim atau untuk yang membutuhkan (misalnya orang-orang miskin). Ada yang sujud syukur. Ada pula yang bersalam-salaman dengan guru dengan berbaris rapi seraya terharu karena kelulusan mereka. Yang disebut terakhir ini di justru dicontohkan oleh siswa-siswi sebuah SD di Jakarta. Semestinya cara ini dilakukan oleh SMA yang notabene secara usia lebih dewasa. Untuk menyalurkan ekspresi kegembiraan mereka, para guru menyediakan kain panjang untuk corat-coret, daripada corat-coret di baju seragam.

Nah, bagaimana supaya kelulusan kita menjadi penuh makna? Yang pasti, kelulusan yang prosesnya diwarnai dengan kecurangan adalah kelulusan yang tidak bermakna, penuh kepalsuan.

Menurut saya, kelulusan yang penuh makna adalah kelulusan yang diisi dengan kegiatan positif dan jauh dari kegiatan yang sifatnya mubazir. Menyumbangkan seragam yang sudah tidak terpakai ke orang yang membutuhkan, itu adalah salah satu contohnya. Memberikan ucapan terima kasih ke guru, itu juga positif, minimal menjabat tangannya. Begitu pula terhadap orangtua, kita harus memberikan ucapan terima kasih, kalau perlu kasih hadiah. Terhadap sesama teman, saling memberikan selamat, dan mengupdate nomor kontak, karena ada kelulusan biasanya diikuti dengan perpisahan. Jadi nomor kontak ini agar kita bisa saling komunikasi menjalin ukhuwah walau jarak berjauhan. Dan yang paling penting, bersyukur kepada Allah atas kelulusan. Sujud syukur adalah salah satu bentuknya. Atau banyak-banyak memberikan sedekah. Bentuk syukur lainnya adalah berupaya semaksimal mungkin untuk lolos ujian saringan masuk ke perguruan tinggi (bila ingin meneruskan ke perguruan tinggi). Jadi, lulus bukan berarti berhenti belajar, karena ada ujian berikutnya.

Yang jelas, masih ada banyak cara yang positif agar kelulusan kita bermakna, ketimbang dengan mencorat-coret seragam, konvoi motor, atau hura-hura.
Harapan terakhir, semoga kita semua lulus di akhirat nanti dengan ditandai masuknya kita ke dalam Jannah-Nya... Aamiiin...

No comments: